Ditulis oleh: Shefa Dila Elvina Hardiyono| santri KMI ULYA 3 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Saat aku menginjak 14 tahun aku memutuskan untuk mulai menghafal, disaat itulah aku mulai mencari pondok tahfidz untuk kelanjutan sekolah ku dengan program menghafal, dan aku menemukan salah satu pondok yang berada kota penddikan, sesuai dengan julukan kota tersebut aku yakin bahwa di sana tempat yang tepat untukku.
Hari pertama pasti selalu di buka dengan perkenalan, ya aku berkenalan dengan para asatidzah dan pastinya dengan teman angkatanku, tak kusangka mereka sudah memiliki hafalan banyak sebelumnya, apalah daya diriku ini hanya memiliki hafalan 2 juz, yaitu juz 30 dan juz1 itupun sepertinya sudah kandas karna aku menghafalnya tidak serius pada saat itu. Tidak mengapa aku tetap berusaha mensupport diriku sendiri kalo aku pasti bisa.
Hari hari telah berjalan aku merasa kesusahan saat menghafal, padahal sudah kubaca berkali kali tapi tetap saja saat setoran aku tidak bisa “waduh kacau bagaimana ini”, aku tetap harus menghafalnya lagi sampai aku bisa lancar saat setoran, disaat itu juga aku sudah ketinggalan target dari teman ku yang lain, seperti biasanya aku selalu mensupport diriku sendiri “gapapa,kita coba lagi,aku pasti bisa,udah gausah mikirin milik orang lain,yok semangat yok” ucapku untuk diriku aku masih berusaha melanjutjan hafalanku dengan santai tidak terburu buru tapi serius.
Dan akhirnya aku bisa melewati ini meskipun beda jauh dengan teman ku yang lain tapi setidaknya aku sudah lebih baik dari yang dulu, aku tetap berada dijalan ini dengan santai tapi serius dan sampai dimasa aku berada di titik sulit lagi, “kenapa ini ada apa lagi ya Allah”, Allah menguji ku lagi dengan sulit menghafal dan susah murojaah, aku telah memasuki level berikutnya dari ujian yang diberi oleh Allah, aku sampai hampir menyerah tidak tahan dengan semua, rasanya hancur tidak karuan padahal aku telah berusaha tapi mengapa ini terjadi, dan yang membuatku patah semangat juga saat itu aku dipandang hanya bermain main di pondok tidak serius hafalan, nyata nya tidak seperti itu, aku telah berusaha tidak tidur siang, ngurangin bercanda sama temen, pernah tidak makan untuk menghafal, tapi mereka melihatku disaat sedang bermain saja padahal aku bermain pada saat itu saja dan untuk itu menghilangkan kepenatan ku, tapi mereka melihat dengan sebelah mata mengira bahwa aku benar benar hanya bermain, ini ujian lagi bagiku ternyata sangat tidak mudah untuk menghafal, butuh kesabaran dan kekuatan mental juga, aku mulai malas karna diriku yang sangat susah untuk menghafal, itu membuatku tidak semangat lagi.
Setahun kemudian, aku sudah mulai membiasakan diriku untuk menghafal dengan niat yang bagus dan semangat yang mendukung agar hafalanku bisa berjalan dengan sempurna, ku hiraukan cacian dan maki orang lain, aku tak peduli dengan itu dan teteap fokus menghafal. Kubiasakan diri dengan semangat menggebugebu, dengan begitu hafalanku sudah mulai membaik dari sebelumnya, dan dari sini juga aku mulai ambis untuk meningkatkan hafalanku dan didukung oleh para musyrifah nya yang selalu memberikan energi positif kepada kita, ternyata benar sesuatu yang kita dengar sangat berpengaruh bagi diri kita . Aku sudah menemukan metode hafaln yang cocok untuk diriku, yaitu dengan menggunakan arti, kubaca satu halaman kurang lebih sebanyak 5 kali yang terpenting kita harus sudah lancer betul saat membaca halaman tersebut kemudian memahami arti di halaman tersebut dan mulai menghafal sesuai arti yang telah difahami, itu cara yang kutemukan dan aku sangat mudah menggunakan metode ini, perlu di ingat semua orang pasti memiliki metode hafalan nya masing masing tidak harus sama dan mungkin metode yang kupakai belum tentu bisa dipakai oleh orang lain, ada yang dengan menggunakan metode tikrar yaitu pengulangan bacaan sampai dia betul betul hafal, ada juga yang menggunakan metode audio, yaitu degan mendengar, bisa dari murratal atau bacaan teman yang ditujukan pada nya, dan masih banyak lagi metode yg bisa digunakan sesuai kepribadian kita, dan perlu diingat itu semua bisa dilakkan dengan adanya niat, jika memang sudah tidak memiliki niat menghafal maka metode tadi tidak efektif, semua itu bergantung pada diri kita sendiri
Ketika sudah tau bagaimana metode menghafal dan sudah mulai banyak hafalan, ujian tidak akan pernah berhenti dating sampai kita meninggal nanti, jadi pasti ada saja godaan yang datang dan biasanya di fase ini adalah ujian kemalasan karna sudah tau bagaimana cara menghafal dengan cepat maka kita akan lebih sering menunda untuk mulai menghafal hafalan yang baru atau yang namanya ziyadah “ah nanti aja deh hafalinnya, kayaknya ini gampang deh”, “waduh ngantuk banget nih, besok subuh aja deh hafalannya” , dan masih banyak lagi alas an yang akan muncul ketika dilanda dengan kemalasan, kalo ditanya “trus gimana biar ga males” jawabannya ada di diri kamu sendiri, coba di ingat mengapa kita menghafal, untuk apa sih kita menghafal, dan pasti kembalikan semua kepada Allah yang maha membolak balik kan hati, selalu berdoa kepada-Nya agar dijauhkan dari sifat malas dan teman teman yang mengajak mengobrol yang membuat kita lupa waktu.
Memang tidak mudah menjadi penghafal quran, tapi percayalah Allah sedang mempersiapkan hadiah terbaik untukmu yang sedang berjuang di jalan-Nya