Ditulis oleh: Verina Syifak| santri KMI ULYA 2 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Matahari pagi ini berbeda dari lainnya , hari ini ia tak turut serta berbahagia dengan yang lainnya. Bukan hanya kabar tentang perginya sang pemimpin tercinta, tapi duka yang tak kunjung reda, buat semakin bersalahakan salah yang tak seharusnya ada.
“udah, berhenti setahun dulu aja ya.”kata ibu. Seketika ingin rasanya menangis sedalam-dalamnya,kata yang tak disangka keluar dari mulutnya, buat semakin kecewa pada raga,ingin sekali pergi keluar tak kembali pada rumah, rumah yang tak buat Bahagia, yang ada hanya duka tiap harinnya.
Dan ini awal kisahnya…
Bangunan yang luas dan hijau tempat berada saat ini menjadi awal dari sebuah kisah baru terukir dari sini.”lia, ayo bangun tahajud,uda jam 3:30”ucap aura , manusia pertama yang ku kenal disini, dia tinggi,baik dan ramah.”ehmmm” sembari kuangkat badanku yang masih terasa berat untuk beranjak dari tempat tidur ini. Segera ku berdiri dan berjalan untuk berwudhu dan bertahajud.
“Habis ini kegiatannya apa ra?” Aura yang datang seminggu sebelumku ini memang sudah banyak tahu kegiatan yang ada.”habis ini halaqoh pagi” jawabnya ,setelah berdo’a bersama terlaksana seusai sholat shubuh.
Halaqoh pagi pertamaku dipondok ini, aku yang bukan bersal dari pondok tahfidz, awalnya sedikit kaget dengan peraturan dilarang tidur pagi, karena dipondok lama tidurpagi setelah shubuh itu adalah halbiasa.
Tak lama adasatu pengurus yang berjalan kea rah halaqoh kami ini. Yang aku tahu beliau adalah salah seorang yang memeriksa barangku saat aku baru datang disini.”Assalamualaikum” ucapnya setelah beliau duduk, yang kita jawab bersamaan “wa’alaikumsalam “
“Kita perkenalan dulu ya ,hari ini”angaktan yang hanya berjumlah 4 orang ini menjawab dengan senyuman secara bersamaan.“Baik, dari sebelah kiri dulu, sebutkan nama dan asal ya, silahkan!” ucapnya kembali. “Nama saya hasna dari malang “ orang yang ku ketahui memiliki keturan arab ini juga sangat humble pada sesama .”Baik, sampingnya!” kata musrifah halaqoh ku ini yang tak salah namanya ustadzah afnia saat berkenalan pada kita.
“Nama saya aura dari malang juga us “katanya sambil l tersenyum.”oh apakalian bertetangga?” tanya ustadzah pada aura dan hasna yang samas-sama dari malang ini.”hehe tidak us” jawaba aura yang memang sudah berkenalan lebih dulu pada kami bertiga saat masih dikamar.
“oh kalau aura malang mana?”tanya ustadzah “saya singosari us” jawabnya dengan tersenyum.”kalau hasna mana?” tanyanya sekali lagi,” saya sawojajar” katanya. Sekarang giliranku untuk berkenalan “saya lia dari Surabaya” ucapku setelah dipersilahkan untuk memperkenalkan diridan dilanjut oleh teman ku .”saya ika dari Surabaya “ dan dibalas senyum oleh musrifah halaqohku ini.
Pembicaraankita berakhir dengan suara bel yang menandakan berakhirnya halaqoh kali ini. Selepas halaqoh berakhir kita lanjukan dengan piket wilayah, yang setiap wilayahnya ada kelompoknya masing-masing,setelahnya kita mandi,sarapan pagi dan sekolah.
Hari pertama sekolah,aku memang tidak banyak berexpetasi untuk hari pertama sekolah disini, dan yaa…benar saja dihari pertamaku memang bukan langsung sekolah seperti biasanya, melainkan dauroh qur’an, dimana kita harus menghafal dijam pelajaran ini.Aku yang memang bukan penghafal qur’an awalnya sedikit susah untuk bisa cepat menghafal.
Satu hari yang diisi dengan rasa kantuk saat menghafal dan berusaha untuk tetap menghafal meski sulit dirasa. Selesai sudah sekolah hari ini ,banyak hal baru yang didapat jadikan sebagai pengalaman danperbaikan.
Hari-hari berlalu, sangat sulit untuk tidak menangis setiap waktu, target yang tidak tergapai tiap harinya, rasa kurang percaya diri yang muncul tiba-tiba,rasa ingin menyerah dan pasrah, semua datang sasatdiri berusaha menghafal qur’an ini. Allah tau bahwa Dia tidak akan menguji hanbanya melebihi batas kemampuannya. Hal itu menjadi peganganku kala aku putus asa. Allah lihat hambanya, lihat perjuangannya ,entah kecil atau besar yang didapat semua berkat usaha dan do’a yang terpanjat.
Hari ujian tiba, ujian tahfidz pertamaku. Aku tidak mencapai target layaknya kawan-kawanku, yang sehrusnya disemester ini targetnya 3 juz sekali duduk, aku hanya mendapat 1 juz saja.Aku merasa malu tapi aku juga bangga pada diriku, meski tak mencapai target setidaknya sudah bisa menghafal 1juz dulu, yang memang awalnya aku tidak punya hafalan sama sekali. Ujian dimulai aku sangat takut saat ujian berlangsung, karena aku belum pernah mencoba 1 juz sekali duduk, dan saat ujian aku merasa banyak sekali kesalahan saat ku setorkan hafalan itu, aku hanya punya waktu 40 menit untuk 1 juz, tapi ternyata 1 juz ku ini sudah diwaktu 45 menit dan itu belum selesai menyetorkan semua.Banyak dari salahku karena aku lupa urutan surat selanjutnya atau ayat yang punya kembaran. Dan ternyata aku karirl mengulang, yang artinya aku belum lulus 1 juz sekali duduk dijuz 30 ini.
Proses karir pun terlaksana dan ternyata sama hanya haja waktu ku lebih 2 menit yang artinya sudah 42 menit dan itu sudah melebihi batas maximal.Akhirnya aku diperintahkan untuk mengulang untuk kesekian kalinya, dan hasilnya pun masih sama. Rasanya aku sudah ingin menyerah untuk ini, semua terasa sia-sia bagiku, seperti belum hafal sama sekali. Akhirnya ustadzah yang menyimak aku ujian pun berkata padauk yang sudah terisak tangis “ tidak apa, semua memamng butuh proses, berusaha saja belum tentu cukup jika tanpa do’a, dan saat do’a kita perlu sabar untuk hasil yang baik, semangatnya nanti malam coba lagi!” ucap beliau kepadaku. Yang kubalas dengan senyum tipis, akhirnya semngatku berkobar kembali berusaha dengan lebih sungguh-sungguh lagi dan semoga ini yang terakhir mengulang batinku. Malam tiba, aku menyetorkan kembali hafalanku dengan semangat yang lebih membara. Akhirnya aku selesai menyetorkan juz 30 ku dengan usaha yang tak putus asa. Waktu 35 menit ku selesaikan.Utuk hari ini, esok atau nanti semoga kita tetap berjuang dan berusah sekuat tenaga meski lelah patahkan raga, keringat tak kunjung reda, jangan lupa Allah selalu ada bersama kita. tetap semangat dan jangan putus asa!!! 😊