Ditulis oleh: Hanina Nasrul Millah | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Inilah salah satu impian dalam hidupku yaitu, menghafalkan Al-qur’an. Indah bukan impian ini?! Ya,, impian yang begitu indah. Begitu mulia impian ini. Begitu besar juga pahala yang telah Allah janjikan bagi siapa saja yang mau mencoba dan menjalaninya. Tapi, tak semudah itu untuk meraih impian ini. Banyak rintangan dan cobaan yang harus dihadapi. Butuh proses yang panjang dan rumit. Mulai dari belajar membaca huruf-huruf hijaiyyah sampai menghafal ayat – ayat Al-qur’an.
Kisah perjalanan menghafal Al-qur’anku ini berawal dari sebuah sekolah dasar. Disanalah aku mulai menghafalkan Al-qur’an. Mulai menghafal dari juz belakang (juz 30). Kemampuanku menghafal hanya 4-5 ayat setiap hari. Kujalani proses ini sampai saya duduk di kelas 5. Alhamdulillah, saya berhasil menghafal 5 juz (juz 30- 26). Hasil ujian tahfidznya pun juga bagus. Setelah ujian tahfidz pun, ustadzah menyuruh agar kelas 6 saya menghafalnya mulai juz 1. Karena ayatnya agak panjang, saya hanya bisa menghafal 2-3 ayat setiap hari. “bismillah,,, insyaa Allah bisa” ucapku dalam hati. Hari demi hari pun berlalu, sampailah di akhir semester 2 kelas 6. Dan Alhamdulillah, saya dapat menghafal juz 1-2 (kurang 5 halaman). Ujian akhir pun tiba. Saya mengikuti ujian tahfidz dengan hasil yang maksimal, Alhamdulillah.
Setelah ujian kenaikan kelas sudah saya jalani, saya pun naik kelas (SMP 1). Saya masuk ke ma’had yang terletak di malang, yang dikenal dengan Pondok Pesantren Tarbiyatul Iman (PPTI). Disana saya mengambil kelas takhossus (khusus tahfidz dan tanpa pelajaran umum). Saya terkejut ketika dijelaskan peraturan dan target untuk kelas takhossus. Bagi saya saat itu, targetnya sangat berat. Karena yang awalnya saya menghafal 1 hari 2-3 ayat, disini saya harus menghafal 1 hari minimal 2 halaman. Target selesai setoran 30 juz pun dalam 3 semester (1 semester 10 juz). Tapi saya memberanikan diri dan mencoba untuk menghafal di pekan MOS. Karena diwaktu itu belum dimulai setoran hafalan. Dan juga nanti bagi santri yang mengambil kelas takhossus akan ada kelas tahfidz diwaktu KBM dan akan di jaga oleh ustadzah penyimak setorannya. Diwaktu MOS tersebut ustadz memerintahkan agar santri baru menulis target selesai setoran 30 juz dengan format tahun, tanggal, hari, waktu, “saya selesai setoran 30 juz, Insyaa Allah”. Lalu ditempel di halaman pertama al-qur’an kita. “Supaya kalian selalu ingat target kalian, semangat selalu dalam menghafal, dan tidak akan lupa dengan impian kalian” kata ustadz kami diwaktu pekan MOS. Saya menulis itu dikertas stiky note bewarna orange. Tahun : 2020, bulan : desember, tanggal : 15, waktu : 03.00 am. Begitulah format yang kutulis. Hari demi hari pun berlalu. Alhamdulilah saya bisa menghafal 3 halaman dalam pekan MOS tersebut. Hingga, 1 minggu kemudian, dimulailah semua kegiatan dan peraturan bagi santri baru. Saya berusaha untuk bisa setor 2 halaman per hari. Dan Alhamdulillah bisa. Allah memudahkan saya dalam menghafal al-qur’an. Sampailah pada akhir semester 1. Alhamdulillah saya dapat menghafal 5 juz. Ujian pun tiba, saya mengikuti ujian dengan persiapan yang kurang maksimal. Dan ternyata, nilai ujiannya kurang memuaskan. Alhasil, saya mengulang ujian tahfidz. Ya, walaupun nilainya masih kurang maksimal. “Setidaknya bisa membantu nilai sebelumnya” kata muhafidzoh saya. Disini, saya kurang maksimal dalam muroja’ah. Tapi saya mau memperbaiki disemester 2. “Yang penting saya bisa memenuhi target satu semester 10 juz” kata saya saat itu.
Seusai liburan semester 1, kembalilah kami ke ma’had. Memulai aktivitas kita di semester 2 ini. Dan Alhamdulillah, pada bulan maret saya bisa menghafal 5 juz. Total seluruh hafalanku ada 15 juz. Dan kurang 5 juz lagi saya memenuhi target. Tetapi qodarullah karena corona, kami sema’had dipulangkan karena situasi dan kondisi yang tidak baik. Dan kami mengikuti pembelajaran dengan daring. Saya berusaha untuk memaksimalkan waktu dirumah untuk menghafal dan tidak terlarut dengan Handphone yang saya pakai untuk pembelajaran daring. Dan Alhamdulillah, saya bisa memenuhi target semester 2. Lalu saya mengikuti ujian dan nilainya lebih baik daripada semester sebelumnya. Karena liburan yang lumayan panjang dirumah, menjadikan saya malas dan terlalu asyik dengan Handphone. Ketika dimulai KBM semester selanjutnya saya malas dan kurang maksimal dalam menghafal dan mengikutinya. Walaupun saya sudah memaksa tapi entah mengapa masih saja rasa malas ini ada didiriku. Dan alhasil saya hanya bisa menghafal satu hari setengah halaman.
5 bulan dirumah pun berlalu, saya kembali ke ma’had pada bulan agustus. Aku memulai aktivitas di ma’had dengan rasa malas yang masih ada. Ditambah lagi kelas tahfidz kita tidak ada yang menjaga. Menjadikan kita semakin malas dalam menghafal. Kita isi waktu itu dengan ngobrol, bercerita, makan, dan bahkan tidur. Padahal semester ini adalah semester terakhir target menghafal kita selesai. Dan sampailah pada ujian akhir semester pada akhir bulan november. Saya hanya menghafal 5 juz saja. Lalu saya mengikuti ujian dan Alhamdulillah, nilainya yang memuaskan. Total hafalan saya 25 juz walaupun saya tidak memenuhi target semester ini.
Sampailah pada tanggal 15 desember 2020, target saya selesai setoran 30 juz. Tetapi Allah belum menaqdirkan saya untuk selesai. Saya hanya bisa berdo’a semoga Allah menaqdirkan hamba diwaktu yang terbaik. Dan kuselesaikan 5 juz terakhirku ini di semester 2. Saya evaluasi lagi diri ini agar bertekad walaupun di kelas tahfidz tidak ada yang memantau saya akan tetap menghafal dan sedikit apapun waktunya saya luangkan untuk menghafal. Saya kurangi ngobrol dengan teman, saya kurangi waktu istirahat untuk hafalan, dan bahkan saya pun menyendiri di sebuah gazebo tempat kami kelas tahfidz. Dan gazebo itulah yang menjadi saksi atas perjuangan saya menghafal. Tak lama kemudian, ada ustadzah yang menemani dan memantau kita saat jam kelas tahfidz. Bulan februari, saya telah menghafal 28 juz. Saya pun bertekad untuk menyelesaikan dalam waktu 2 minggu kedepan. Saya berusaha untuk memaksimalkan waktu luang sesempit apapun. Ditambah lagi dukungan dan semangat dari muhafidzoh saya. “kamu mau setor terakhir dengan siapa?” Tanya muhafidzoh saya. “saya sih maunya ke ustdzah saja, tapi disitu juga ada orang tua saya” jawabku. “Ya sudah,,, selesaikan dulu. Nanti ustadzah bilangakan ke orang tuamu” lanjut ustadzah. Dan kulanjutkan menghafal. Entah mengapa juz terakhir yang saya hafalkan terasa sulit. Mungkin inilah kesempatan saya untuk berlama-lama di akhir ziyadahku ini.
Lalu, hari kamis tanggal 4 maret 2021, Alhamdulillah, di siang hari akhirnya setoran akhir saya pun terlaksana, dengan disimak muhafidzoh saya yang berada didepan saya dan orang tua saya melalui Handphone. Tak terasa, air mata yang mulai menetes disertai dengan hujan yang deras dan sujud syukur pertanda rasa syukurku pada Allah SWT. Impian yang pernah kugoreskan di selembar kertas buku dairyku, hari ini dikabulkan. Dengan proses yang panjang dan rumit, tetapi tetap dengan semangat yang kuat dan tekad yang bulat. Tak lupa dengan orang-orang yang pernah menyemangatiku, semoga Allah balas dengan pahala dan ridho Allah SWT. Teman- temanku pun turut menangis terharu di pelukanku. Saya hanya berharap semoga Allah meridhoi perjuanganku ini dan mengizinkan hamba untuk bisa tasmi’ akbar 30 juz dengan nilai yang terbaik ditahun 2023 semester ini. Aamiiin yaa Robb.