Menggapai Surga-Nya

Bagikan Halaman ini

Ditulis oleh: Nabila Zhafirah | santri KMI ULYA 3 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil

Setiap orang punya standar kemampuannya masing-masing, namun bukan berarti tak memiliki kesempatan untuk mencoba yang bukan keahliannya. Mungkin memang banyak sekali hambatan yang akan dihadapi ketika kita akan mencoba dan memulainnya, apalagi ketika kita sudah bertekad untuk berjalan menggapai surga-Nya. Lika – liku yang dihadapi akan menguji keimanan, menguji kesabaran dan yang pasti menguji keistiqomahan kita.

Apakah kita mampu mempertahankannya atau justru memilih untuk berhenti di tengah perjalanan. Menghafal Al-Qur’an. Memang tak mudah, banyak hambatan serta lika – liku yang hadir sebagai batu loncatan untuk menguji kita dan siapa pun yang berhasil melewatinya dia adalah manusia pilihan Allah yang istimewa sebab tak banyak yang mampu untuk terus memperjuangkannya. Seorang penghafal Al-Qur’an sudah Allah jamin surga serta dapat memberi mahkota kepada orang tuanya dan memberi syafaat kepada siapa saja yang ia inginkan. Itu jaminan di surga, di dunia ? tentu Allah juga sudah menjaminnya, begitu mulianya mereka seorang penghafal di lingkungan sekitarnya bahkan di permudah dalam segala aspek seperti ketika kita hendak memasuki kuliah, seorang penghafal Al-Qur’an akan dipermudah bahkan diberi beasiswa. Sebab meraka tau bahwa seorang penghafal Al-Qur’an, mereka memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka mampu menghafal Al-Qur’an yang sudah jelas itu adalah kalam Allah yang indah apalagi pelajaran yang sudah jelas kita faham bahasanya, sebab itu adalah bahasa sehari-hari kita.

Sedikit kisah yang akan aku bagikan kepada kalian tentang perjalanan ku menghafal dari awal hingga aku ada di titik ini. Awal aku masuk ke pondok tahfidz, jujur kaget banget, karena tidak pernah sekalipun aku bermimpi ada di sini. Bangun pagi, mungkin sekitar pukul 3 dini hari paling telat untuk sholat tahajud, tapi sebelum itu aku mandi dulu kemudian sholat tahajud, tidak lupa membawa Al-Qur’an. Setelah itu, aku mencari tempat yang nyaman untuk menghafal Al-Qur’an. Oh iya, tempat itu mempengaruhi loh guys, agar kita lebih mudah menghafalnya dan lebih cepat masuknya. Satu lagi, menghafal Al-Qur’an di pagi hari juga lebih cepat hafalnya loh, sebab di waktu itu otak kita masih fresh. Jadi lebih mudah masuk dan mengawali hari dengan hal-hal positif (insyaAllah) hari itu akan baik apalagi hal positifnya adalah menghafal Al-Qur’an.

Setelah itu, di lanjut dengan sholat shubuh berjama’ah dan juga dzikir. Pukul 5 sampai 6 pagi aku dan teman-teman ku berkumpul membentuk lingkaran atau yang disebut dengan halaqoh pagi, untuk menyetorkan hafalannya yang sudah di dapat kepada ustadzah pembimbingnya. Setelah itu, lanjut kegiatan ma’had sampai pukul 13.00. Di sela-sela itu, aku sekolah, ada pelajaran umum dan diniyah. Tapi, kalau di jam pelajaran ada jam kosong diisi dengan dauroh qur’an. Di situ kita di wajibkan setor, baik hafalan baru ataupun muraja’ah.

Kemudian, pukul 13.00 ada halaqoh siang tapi bersifat bebas, maksudnya boleh hafalan dimanapun tidak harus melingkar untuk mempersiapkan setoran muraja’ ah di sore harinya. Halaqoh sore dilaksanakan pukul 16.00 sampai pukul 17.15 di situlah aku harus menyetorkan muraja’ah ku. Oh ya, untuk hafalan baru setorannya minimal 2,5 lembar sedangkan muraja’ah 5 lembar. Awalnya kaget banget tapi, lama-lama juga terbiasa dan pastinya ada efek yang bagus banget loh buat hafalan kita. Efeknya hafalan lebih terjaga nggak mudah lupa dan pastinya memudahkan kita ketika ujian tahfidz. Setelah itu, dilanjutkan dengan kegiatan pondok lainnya kemudian pukul 20.00 sampai pukul 21.00 halaqoh  malam yang juga bersifat bebas untuk mempersiapkan setoran di pagi harinya.

Nah, biasanya aku manambah hafalan atau yang disebut dengan ziyadah pada malam hari lalu paginya mengulang lagi agar lebih kuat dan jika masih ada waktu aku ziyadah lagi. Jujur dengan jadwal yang lumayan padat dan hari-harinya di penuhi dengan Al-Qur’an awal-awal suntuk banget, bosen banget dan pastinya sering banget nangis pingin nyerah. Belum lagi kalau hafalan tidak mencapai target sedangkan temen-temen sudah mencapai target. Apalagi waktu ujian, awal-awal kaget banget waktu tahu kalau ujian tahfidz itu semua hafalan yang kita punya di setorkan semua sekali duduk.

Tapi seiring berjalannya waktu, mulai terbiasa walaupun ada kalanya ngerasa capek banget pingen nyerah, nangis bahkan sakit karena ujian tahfidz yang harus di ulang dan itu tidak di ulang sekali sebab tidak lancar-lancar. Tapi, satu hal yang membuat aku bersyukur. Bertemu dengan mereka yang selalu memotivasi agar aku tidak menyerah begitu saja. Berusaha memberi motivasi yang baik agar aku tetap bertahan dan terus berusaha dan pastinya juga ada ustadzah-ustadzah yang memberi support dan nasihat. Bahkan ketika diawal santri baru masuk seorang mudhiroh yang kita kenal dengan ummi Iin memberi kita nasihat bahwa siapa saja yang Allah takdirkan ada di pondok ini bukanlah sebuah kebetulan akan tetapi takdir Allah dan tentuya mereka adalah orang-orang terpilih.

Memang butuh berkali-kali untuk jatuh dan bahkan berkali-kali juga ingin menyerah namun tanpa di sadari aku sudah ada di titik ini, yang artinya sebenarnya aku bisa dengan syarat aku harus bertahan dan terus berjuang. Aku pernah merasa sangat sulit menghafal dan mudah sekali hafalan hilang begitu saja tanpa tau penyebabnya. Tapi setelah aku bermuhasabah, mungkin aku kurang dekat dengan Allah atau mungkin aku terlalu banyak tertawa. Padahal terlalu banyak tertawa membuat hati menjadi mati. Dari situlah aku berusaha berbenah diri. Yah, itulah cerita ku yang sebenarnya masih panjang jika di jabarkan bahkan mungkin tak bisa diceritakan karena terlalu panjang lika-liku yang datang kepadaku. Pesanku tak ada sebuah perjuangan yang sia-sia selama itu masih di jalan Allah dan terus berusaha untuk menjadi yang lebih baik setiap harinya. Tak perlu banyak-banyak perlahan tapi pasti.

Berita Lainnya

berita

Hasil Tes Seleksi Penerimaan Santri Baru 2024/2025

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.               Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi

berita

Semarak Taubat 2023

Dalam rangka masa orientasi santri baru tahun ajaran 2023-2024, Ma’had Tahfidzul Qur’an Annisa (MTQ Annisa) mengadakan acara Taubat yang merupakan akronim dari Ta’aruf Wataujih Litholibat.