Ditulis oleh: Amanda Puteri | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Perjuangan merupakan segala sesuatu yang dilakukan manusia untuk mencapai suatu tujuan yang indah dan untuk meraih sesuatu yang di impikan demi kemuliaan dan kebaikan.Dalam melakukan perjuangan begitu banyak hambatan yang akan dilaluinya, semakin kita kuat menjalani hambatan ini semakin kuat kita menjalankan tujuan yang kita impikan.
Dan perjuangan inilah kunci pertama yang kita punya. Termasuk saya, saya memiliki perjuangan yang begitu besar untuk mencapai impian yang ingin saya raih dan ingin semua itu terwujud satu demi persatu.Perjuangan besar dari awal saya duduki masa SMP saya hingga saat ini.
Telah saya niatkan dalam diri saya, dalam menjalankan perjuangan itu sangat lah berat, dan begitu banyak hambatan yang akan dilaluinya. Saya mempunyai tekad yang teguh agar perjuangan dan impian yang saya impikan akan tercapai. Begitu banyak hambatan yang saya lalui saat itu.
Pada pertengahan Sekolah Dasar (SD) saya telah memiliki tekad yang kuat untuk meraih impian saya dan ingin mewujudkan impian orang tua saya.Saat itu orang tua saya ingin anak-anak nya untuk bersekolah di Pondok Pesantren.Tetapi, pada saat itu kakak-kakak saya sudah pada lulus sekolah. Dan tersisa saya yang menempati bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dan saat itu saya berfikir,”bagaimana dengan aku yang tak bisa jauh dari mama ayah?” tapi mereka ingin anak-anaknya masuk dan belajar di dalam Pondok Pesantren hingga lulus. Dan langkah awal saya yang bisa saya pelajari saat itu niat dalam diri saya bahwa saya “Bisa”. Motivasi dari orang tua dan kakak-kakak saya yang menjadikan saya semakin yakin untuk masuk ke Pondok Pesantren.
Saya bisa mewujudkan apa yang diimpikan kedua orang tua saya. Awal mula perjuangan saya di mulai setelah lulus SD dan awal menduduki bangku SMP. Dimana semua orang ingin masuk di SMP yang mereka impikan saat itu pupus lah sudah impian SMP yang saya impikan.
Saat itu pertama kali saya harus berpisah sementara dengan kedua orang tua saya. Dan awal kehidupan baru yang akan saya jalankan demi impian.Awal kehidupan di Pondok Pesantren.
Dalam, pikiran saya “Pondok Pesantren itu tidak menyenangkan, dibandingkan kehidupan di rumah. Pondok Pesantren itu banyak peraturan, tidak bebas seperti dirumah. Dan apalagi bakal jauh dari orang tua dalam waktu yang sangat lama, dan harus siap menahan rindu dengan orang rumah, nanti kalau masuk pondok air nya gak seperti dirumah?!, makan gak enak?!. Dalam perjuanganku saat di Pondok Pesantren itu membuat ku menyadari dari pelajaran kehidupan. Pondok Pesantren lah yang mengajariku senantiasa hidup zuhud dan bersyukur. Meski terkadang perlu keluh dan tangisan didalamnya.
Didalam Pondok Pesantren itu harus membiasakan diri kita dengan jadwal belajar dan kegiatan yang super padat sekali, seperti tidak ada waktu untuk beristirahat. Karena jadwal kesehariaan kita saja terjadwal.
Bangun tidur jam tiga pagi, dan itu dilakukan untuk shalat tahajud dan mengaji sambil menunggu waktu shalat subuh dan seseorang yang hidup di Pondok Pesantren akan merasakan benar-benar yang namanya penegakkan aturan, dan setiap aturan yang dilanggarnya akan ada hukumannya.
Kita harus mempelajari 2 bahasa asing yaitu, Inggris dan Arab, ini adalah bahasa sehari-hari santri yang digunakan dalam pondok pesantren. Pertemanan semakin banyak dan mempunyai teman dari berbagai daerah dan negara. Tidur bersama dengan teman-teman yang sama-sama berjuang yang jauh dari kedua orang tuanya.
Tak seperti dirumah tidur yang hanya sendiri. Kini hidup di Pondok Pesantren itu adalah kebersamaan dalam segala sesuatu, maupun itu suka dan duka. Dalam kehidupan di Pondok Pesantren tidak ada yang namanya perbedaan semua sama, dari anak penjabat, kiyai pondok semua disamakan dalam kehidupan sehari-hari di Pondok dan peraturan dalam Pondok Pesantren.
Apalagi saya anak bungsu dari 3 bersaudara. Semua kebiasaan manja kini menjadi mandiri dan kini berubah sejak saya di Pondok Pesantren ini adalah perjuangan yang saya lakukan.Saya seorang anak yang manja, tak bisa jauh dari kedua orang tua, hidup serba enak, tapi semenjak saya banyak belajar dari kehidupan berjuang untuk mewujudkan impian kedua orang tua saya dan impian saya yang besar. Kalimat yang saya tanamkan dalam diri saya adalah “KALAU BUKAN AKU YANG MONDOK,TERUS SIAPA? JUGA MONDOK KAN KEINGINAN MAMA SAMA AYAH SEJAK DULU, AKU JADI HARAPAN SATU-SATUNYA MAMA DAN AYAH.”ujarku pada diriku sendiri.
Perjuangan di Pondok Pesantren begitu banyak proses yang dilakukannya seperti, ikhlas, ikhlas menjalankan kehidupan sehari-hari didalam pondok pesantren. Sabar, sabar menjalankan peraturan yang ada dalam Pondok Pesantren. Dan saat itu kamu mempelajari pengetahuan kehidupan Pondok Pesantren dan mempelajari dari arti perjuangan.
Dan ketika seseorang tidak kuat untuk menjalankan kehidupan didalam Pondok Pesantren, kini saya harus bisa menjalankan kehidupan didalam Pondok Pesantren. Karena memang sangat berbeda kehidupan di rumah dan di Pondok Pesantren. Ketika saya tumbuh menjadi seorang yang berguna untuk semua orang dan pindah kota. Kenangan perjuangan semasa di Pondok Pesantren akan selalu didalam hati dan jiwa pikiran saya.
Memang kehidupan didalam Pondok Pesantren memang banyak yang bilang bahwa Pondok Pesantren itu keras, tak mudah dan begitu banyak peraturan yang harus dijalankan. Dan saya perlahan sadar dan paham bahwa semua hal itu justru membentuk diriku menjadi pribadi yang kuat. Inilah jalan perjuangan saya saat itu.