Hari Itu Hingga Hari Ini

Bagikan Halaman ini

Ditulis oleh: Nadya Maya Ishela | santri KMI ULYA 2 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil

Cerita ini berawal dari impian seorang anak kecil kelas 4 SD yang bercita cita ingin menjadi hafidzah . Di akhir kelas 6 akhirya aku memutuskan untuk masuk di pondok pesantren Ar rohmah putri malang,yang disana memiliki program tahfidz 3 tahun 10 juz , disana hanya terdapat beberapa formulir saja untuk masuk di kelas tahfidz , dengan dasar hanya menghafal juz 30 dan 29 saja , tanpa menyia nyiakan kesempatan aku mengambil salah satu dari formulir itu , setelah itu aku melakukan tes kelas tahfidz yaitu menghafalkan 1 halaman Al Quran , disitu aku tahu bahwa menghafal Quran gak semudah sama apa yang aku bayangin , tapi disana aku memaksakan untuk tetap menghafal surat yang sudah di tentukan , dan tibalah waktu yang ditentukan untuk melaksanakan tes tersebut , dan aku hanya dapat menghafal setengah halaman saja , sedangkan teman teman ku , mereka mereka bisa menyetorkan 1 halaman dengan lancar , dan ya tekad ku untuk masuk kelas tahfidz sedikit runtuh karena melihat teman teman ku yang memiliki hafalan yang banyak dan lancar di bandingkan aku . Tibalah waktu penjengukan , aku bilang sama mama “ma,kayaknya aku gak keterima di kelas tahfidz deh” justru mama bilang “gak keterima gimana itu lo papa lagi pertemuan wali santri buat yang keterima di kelas tahfidz” disitu aku bener bener kaget dan gak pernah nyangka kalo aku bisa diterima di kelas tahfidz , aku benar benar senang di kunjungan tersebut . Hari hari ku aku jalani seperti biasa dengan hafalan yang sudah di targetkan , yaitu 1 semester 2 juz al quran yang di mulai dari juz 30 , disitu banyak banget ujian nya, dari susah nya menghafal al quran , kemalasan , dan lain lain nya, di jadwal perpulangan pertama aku berhasil menempuh 2 juz dalam 1 semester , tapi di semester 2 aku mengalami kesulitan buat menghafal sampai akhirnya aku mengalami yang biasa disebut “PETIR” yaitu “pulang terakhir” dengan menunda perpulangan sebelum target yang di berikan di setorkan kepada ustdzah tahfidz disana , benar benar kabar yang buruk buat aku dan keluarga ku, dan ya aku mengalami PETIR selama 1 hari 1 malam. Setelah itu kegiatan ku berlangsung seperti biasa nya , aku berhasil melewati waktu waktu hafalan ku meskipun aku lebih banyak di sibukkan dengan kegiatan organisasi lainnya. Sampailah di akhir tahun aku berada di Ar Rohmah putri , yaitu kelas 9, program di kelas 9 yaitu hanya sekedar murojaah untuk persiapan UTER (UJIAN TERBUKA) yang akan dilaksanakan di semester 2 , disitu hafalan yang dimiliki akan di ujikan , tapi hafalan yang aku miliki hanya 9 juz karena terjadinya pandemi di akhir kelas 8 yang membuat aku malas hafalan. Tibalah waktu UTER yang dilaksakan di bulan februari semester 2 , setelah itu aku merasakan kelegaan setelah UTER berlangsung , padahal sebenarnya masih banyak lembaran lembaran Quran yang harus ku hafal, tapi distu aku merasa bahwa hafalan ku masih banyak dan setelah UTER aku kembali kepada kemalasan kemalasan ku , yaitu dengan lebih banyak bermain daripada membaca dan menghafal Al Quran. Setelah UTER  aku mencoba untuk mengkomunikasikan dengan mama tentang kemana aku akan melanjutkan pendidikan ku selanjutnya , dan orangtuaku memutuskan untuk memasukkan aku ke pondok tahfidz lagi , disitu aku benar benar kesal , aku ngerasa sudah capek menghafal , tapi orangtuaku tetap mendaftarkan ku untuk masuk ke pondok tahfidz , dan mau tidak mau aku menuruti apa yang sudah menjadi keputusan orangtua ku. Dan tibalah waktu untuk masuk ke pondok tahfidz tersebut , tanggal 1 agustus 2021 aku memasuki Ma’had Tahfidzul Quran Annisa , disana aku bertemu dengan teman angkatan ku yang hanya berjumlah 5 orang dan salah satu dari mereka ada yang memiliki hafalan 30 juz , aku agak merasa iri dan gengsi punya teman seperti itu dengan hafalan ku yang hanya 9 juz. Hafalan ku di mulai dari juz 30 dan lanjuta ke juz 1 dan selanjutnya , awal awal aku merasa hafalan itu gampang karena aku hanya memurojaah hafalan ku yang pernah ku hafal di pondok sebelumnya , dan ada ujian UTS dan UAS di setiap semesternya , untuk UTS wajib menyetorkan 3 juz , itu bukan suatu hal yang biasa buatku , dengan menyetorkan 3 juz sekali duduk , tapi dengan usaha yang sudah aku lakukan akhirnya aku bisa melewati ujian UTS dengan lancar. Dan tibalah waktu uas yang memiliki syarat setor 6 juz sekali duduk , menurutku itu adalah hal yang ekstrim karena ujian 3 juz sekali duduk saja sudah membuat pusing , apalagi ujian 6 juz sekali duduk , tapi lagi lagi dengan ikhtiar dan tawakkal aku bisa melewati semuanya. Di ujian UTS dan UAS kemarin aku masih merasa menghafal itu gampang karena aku hanya mengulang hafalan yang aku miliki di pondok sebelumnya , tapi setelah proses murojaah ku selesai aku memasuki hafalan baru ziyadah baru , disitu aku benar benar pasrah ,banyak keluh kesah nya , tapi lingkungan ku yang sudah mendukung , alhamdulilllah aku diberi lingkungan para penghafal Al Quran yang membuat aku kembali bersemangat untuk menghafal Al Quran lagi , dengan lingkungan dan dukungan orang orang disekitarku sehingga aku bisa melewati semua proses proses menghafal Al Quran sampai hari ini.

Berita Lainnya

berita

Hasil Tes Seleksi Penerimaan Santri Baru 2024/2025

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.               Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi

berita

Semarak Taubat 2023

Dalam rangka masa orientasi santri baru tahun ajaran 2023-2024, Ma’had Tahfidzul Qur’an Annisa (MTQ Annisa) mengadakan acara Taubat yang merupakan akronim dari Ta’aruf Wataujih Litholibat.