Dengan Segala Niat dan Tekad

Bagikan Halaman ini

Ditulis oleh: Qorina Nabila Rusyda | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil

Bismillah..

Nama saya Qorina Nabila Rusyda, saat ini duduk di kelas ulya 1. Dengan izin Allah , saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya tentang menghafal Al-Qur’an. Semoga tidak tercatat sebagai riya’ maupun sum’ah. Dan semoga bisa memberikan manfaat…

Alhamdulillah..Semenjak saya kecil, Orang tua saya telah mengajarkan saya cara membaca dan menghafal Al-Qur’an .Orang tua juga kerap mendaftarkan saya ke berbagai perlombaan  membaca dan menghafal Al-Qur’an. Saya mulai mengafal Qur’an pada kelas 1 sekolah dasar. Orang tua menitipkan saya di salah satu taman tahfidzul qur’an. Pada saat itu, saya sama sekali belum mengerti apa tujuan dan motivasi untuk menghafal Ayat suci Allah ini, meskipun orang tua saya beberapa kali memberi motivasi pada saya . Pada saat saya duduk di kelas 5 sekolah dasar , hafalan Al-Qur’an saya sempat terhenti sekitar 2 tahun lamanya  karena saya berpindah sekolah di salah satu madrasah ibtidaiyah di kota Lamongan. Orang tua saya juga memasukkan saya ke rumah tahfidz supaya hafalan Al-Qur’an saya tetap terjaga , namun tidak berlangsung lama karena saya lebih memilih untuk fokus pada pelajaran dan ujian nasional pada saat itu. Dan saya berhenti menghafal Al-Qur’an. Astaghfirullah…  

Ketika memasuki jenjang SMP, orang tua menitipkan saya ke salah satu pondok pesantren yang terletak di kota Lamongan. Dimana pesantren ini tidak berbasis Tahfidzul Qur’an, namun memiliki target 4 juz dalam 3 tahun. Saya tetap bersyukur karena setidaknya saya masih bisa kembali menghafal Kalamullah yang suci ini . Alhamdulillah.. Setelah lulus SMP, saya membawa 7 juz. Saat itu saya sempat bimbang, akan meneruskan pendidikan SMA dimana. Orang tua saya memberi pilihan antara menetap di pondok pesantren Lamongan atau berpindah ke ma’had tahfidz. Saya terus berdo’a supaya diberi yang terbaik. Sebelumnya saya berfikir , bahwa saya ingin menyelesaikan hafalan Al-Qur’an saya sebelum lulus SMA. Akhirnya , saya memutuskan untuk pindah ke ma’had tahfidzul qur’an Annisa Malang. Alhamdulillah..Saya kembali menghafal Al-Qur’an disini . Awalnya saya merasa tidak sanggup bisa mengafal Al-Qur’an sesuai target yang ditentukan. Berat, itu yang saya rasakan, karena memang saya benar – benar belum terbiasa sehingga saya mulai membiasakan diri, meskipun awalnya tidak mudah . Selain itu , saya juga sempat merasa minder terhadap hafalan saya. Seringkali saya berpikir bahwa hafalan saya benar-benar tertinggal, melihat beberapa teman saya sudah hampir menyelesaikan hafalan Al-Qur’an mereka. Namun saya berpikir bahwa saya juga bisa menjadi seperti mereka. Dan Allah akan memberi kemudahan kepada siapa saja selama orang itu mau berusaha. 

Dalam sebuah ayat juga dikatakan “Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan , maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran” (QS. Al-Qomar : 40) Dengan tekad dan kemauan serta usaha diiringi do’a , saya mulai menghafal Al-Qur’an.

Alhamdulillah..Disinilah saya menemukan motivasi saya untuk menghafal Al-Qur’an, antara lain : Yang pertama, saya ingin membanggakan dan membahagiakan  kedua orang tua saya, dengan menjadi seorang penghafal Qur’an, Insyaallah kelak di akhirat, orang tua kita akan diberi mahkota dan jubah kemuliaan . Yang kedua, saya juga ingin menjadi keluarga Allah dan dimasukkan ke surga-Nya, serta memberikan syafaat kepada orang-orang yang saya cintai. Sebagaimana yang Rasulullah SAW katakan dalam sebuah hadits “Barangsiapa yang belajar Al-Qur’an, lalu berusaha menghafalkannya dan dia hafal, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam Surga dan Allah akan menerima permohonan syafaat yang diajukannya kepada sepuluh orang keluarganya, yang semuanya telah diputuskan masuk ke dalam Neraka”. Dan yang ketiga, Al-Qur’an juga akan menjadi syafaat bagi para penghafalnya. 

Saya juga selalu ingat pesan Abi kepada saya sebelum berangkat ke ma’had “Hafalkan Al-Qur’an, karena itu akan menjadi syafaat di akhirat kelak..Abi ingin anak-anak abi jadi penghafal Qur’an. Supaya bisa memberi mahkota buat ummi dan abi di akhirat”. Rasulullah SAW juga bersabda “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”

Saya mulai menemukan metode hafalan yang sesuai untuk diri saya. Yaitu dengan membaca terjemah dari ayat yang akan saya hafal serta membaca berulang-ulang ayat tersebut hingga saya menghafalnya . Saya menggunakan metode ini setiap harinya. Hal ini juga membantu saya untuk mentadabburi ayat suci Allah. Juga bisa menambah pemahaman tentang bahasa arab , karena bahasa arab itu adalah bagian dari agama islam dan juga merupakan bahasa surga. Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW dalam sebuah hadits.

Namun jalan memang tak selamanya lurus, Akan ada rintangan di setiap ruasnya. Begitu juga dengan jalan perjuangan. Ada kalanya kita harus terjatuh, akan tetapi tak selamanya kita harus terus terpuruk. Saya juga sering merasakannya ketika sedang menghafal Al-Qur’an. Saya sering merasa lelah, namun, saya ingat apa niat awal saya berada disini. Ketika seseorang menginginkan sesuatu, ia pasti selalu siap menerima resiko apapun. Begitu juga dengan menghafal Al-Qur’an , demi menjadi seorang hafidzah, maka kita harus berjuang sekuat tenaga. Alhamdulillah..Memang benar, dengan niat dan tekad yang kuat, Insya Allah semua tidak akan sulit untuk dijalani. Meskipun saat ini saya belum menjadi hafidzah, namun, saya yakin, suatu saat nanti saya bisa meraih cita-cita yang mulia ini. Ya Allah..Izinkan kami menghafal kalam-Mu. Berilah kami rahmat dengan Al-Qur’an. Aamiin ya Robbal ‘alamiin..

Berita Lainnya

berita

Hasil Tes Seleksi Penerimaan Santri Baru 2024/2025

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh.               Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi

berita

Semarak Taubat 2023

Dalam rangka masa orientasi santri baru tahun ajaran 2023-2024, Ma’had Tahfidzul Qur’an Annisa (MTQ Annisa) mengadakan acara Taubat yang merupakan akronim dari Ta’aruf Wataujih Litholibat.