Ditulis oleh: Jundi Hidayah Nur Wahidah | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Perkenalkan nama saya Jundi Hidayah. aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ya, aku adalah anak bungsu yang sering kali suka rewel dan gitu deh. Eh, kok malah curhat jadinya. Saya lanjut cerita saya. Saya lahir di sebuah pulau kecil di ujung timur pulau Madura, yakni pulau Kangean. Tak banyak orang yang tahu mengenai asal daerah kelahiranku, tapi kalo boleh aku cerita, di pulau tempat kelahiranku yakni pulau Kangean, terdapat banyak para insan penjaga kalamullah. Ya berawal dari sini lah ceritaku Menghafal Al-Quran di mulai.
Sayup sayup angin menggoyangkan pohon kelapa di ujung pesisir pulau Kangean, seirama dengan gemuruh ombak di lautan yang berusaha menghempas ke tanah daratan. Burung burung cikalang terbang berkelompok dengan ber iringan, sang fajar pun mulai redup di ufuk barat untuk beristirahat. Tak lama terdengar gema suara adzan “ Allahu Akbar, Allahu Akbar……………”. di masjid kampung halamanku. Anak anak usia sebayaku pergi untuk memenuhi panggilan sang Robbi Izzati. Begitu pula dengan ku yang langsung bergegas menuju ke masjid, untuk menunaikan ibadah sholat Maghrib.
Selepas sholat maghrib aku dan teman teman ku mengaji dan menghafal Al quran, yang selanjutnya kami setorkan ke ustadz atau ustadzah. Aku pun menyetorkan hafalan Al quran ku, yakni juz 30. karena tak lama lagi aku harus melanjutkan study SMP ku ke MBI (Ma’had Baitussunnah Indonesia). Ya untung untung buat bekal nantinya di pondok. Selang beberapa menit akhirnya setoran juz 30 ku selesai, yang ku akhiri dengan “Allahummar hamna bil Quran”. perasaan ketika itu campur aduk antara senang menyelesaikan hafalan,dan pada saat itu alhamdulillah aku sudah menyelesaikan hafalan 2½ juz, dan perasaan sedih akan berpisah dengan teman teman, karena saat itu aku berada di kelas 6 SD.
Singkat cerita, akhirnya aku sudah menjadi santriwati di MBI (Ma’had Baitussunnah Indonesia), Ma’had ini sangatlah jauh dari rumah ku, perjalanan dari rumah ku sampai ke Ma’had ini sekitar 3 hari 3 malam. Dan Di sinilah semangat ku untuk menghafal kalamullah semakin tinggi, yang beriringan dengan lingkungan yang pas dan fasilitas yang menunjang untuk menghafal Al quran. Beserta para musyrifah yang selalu menyemangati dan membimbingku tiada henti siang maupun malam. Sehingga hafalan Qur’an ku setiap harinya semakin banyak dan lancar. Dan Alhamdulillah pada saat itu hafalan ku sudah 5 juz. Aku memang bercita cita memberikan mahkota untuk ke dua orang tuaku kelak di akhirat. Dan aku sangat giat menghafal Alqur’an terlebih lebih Ma’had ku ini jauh dari kampung halamanku.
Qodarullah pada tahun 2020 waktu itu aku di pindah kan ke pondok yang tak jauh dari rumah ku,dan di situ aku sudah kelas 2 SMP. Aku di pindahkan ke Pondok Pesantren Raudlatul Muhibbin kangean.
Hingga akhirnya aku lulus SMP di Ponpes Raudlatul Muhibbin.
Setiap hari sebelum kelulusan ku, keluarga ku bingung untuk memondok kan aku dimana?.
Hari demi hari kulewati, tak pernah ku lupa terus mencari pondok yang pas untuk aku melanjutkan pendidikanku. Hingga akhirnya aku mendapatkan informasi dari kakak kandungku yang pada saat itu berada di Malang. Kakak ku Mengenai Pondok Pesantren Almuslimuun.setelah mengetahui pondok tersebut akhirnya aku harus mengikuti test untuk bisa masuk pondok tersebut. Ketika itu aku sudah bersiap siap untuk mengikuti test karena urutanku tepat pada jam 08:00 WIB. Waktu itu aku sudah siap untuk test, sambil menunggu waktu test aku iseng baca peraturan tentang pondok Almuslimun, di peraturan tersebut aku tidak sengaja membaca tulisan “untuk jenjang SMP” seketika itu aku langsung bertanya kepada mbak ku yang mengurus perihal pondok ini.dan akhirnya mbak ku bertanya kepada ustadzah di pondok tersebut, setelah di tanya ternyata pondok ini tidak menerima SMA.Ustadzah tersebut menyangka bahwa saya akan masuk ke jenjang SMP, karena tanggal lahir saya 2008.
Dan akhirnya mbak ku mencarikan pondok sekitaran malang, kemudian mbak ku menyarankan ku tentang pondok Annisa’.dan aku pun ikut ikut saja, tidak banyak informasi yang ku dapatkan mengenai PPTQ An-nisa dari kakak ku. Tapi paling tidak ketika itu aku sudah memiliki tujuan untuk aku melanjutkan pendidikan. Setelah ku cari dan mencari di wabsite informasi mengenai PPTQ An-nisa. Akhirnya tekadku semakin bulat dan kuat untuk melanjutkan pendidikan di PPTQ An-nisa, karena PPTQ An-nisa juga memiliki program menghafal Quran, yang seirama dengan harapan dan cita citaku.
Dengan kemantapan hati dan seiring semangat dari ke dua orang tua, akhirnya aku mendaftar menjadi calon peserta didik baru di PPTQ An-nisa. Rangkaian seleksi demi seleksi telah ku lalui, hingga pada tahap ujian tes hafalan Quran ku. Di fase ini aku merasa gugup dan takut salah menjawab pertanyaan dari ustadzah yang mengetes hafalanku. Tapi syukur Alhamdulillah aku bisa melewati itu semua, walaupun tidak sesuai yang aku inginkan.
Hingga akhirnya waktu yang ditunggu tunggu tiba, yakni pengumuman hasil tes calon peserta didik baru PPTQ An-nisa. Aku lihat nama pernama dari atas ke bawah, hingga pada akhirnya aku
menemukan nama ku sebagai salah satu peserta didik baru yang di terima dan berhak masuk di PPTQ An-nisa. Perasaan ku seketika itu sangat bahagia karena semangat dan doa kedua orang tua yang tak sia sia.
Hingga detik ini, aku sebagai santri di PPTQ An-nisa merasa sangat bahagia dan beruntung berada di tempat yang pas untuk aku menghafalkan Al-Quran. Insya Allah aku akan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk ke dua orang tua ku yang tiada lelah bekerja dan berdo’a untuk kesuksesanku. Dan untuk Lembaga PPTQ An-nisa, saya sangat banyak -banyak berterima kasih karena telah memberikan kesempatan bagi saya berada di sini untuk menghafal Al Quran. Semoga kedepannya saya bisa menjadi pribadi yang Qur’ani dan menjadi lebih dan lebih baik lagi.
Sepotong kisah ini merupakan perjalanan hidupku dalam proses menghafalkan Al Quran, semoga kisah pendek ini bisa memberi manfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.