Ditulis oleh: Nilna Armina | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Angin segar menghempaskan wajahku, hari ini adalah hari pertama ku menginjakkan kaki ke pondok ini. Tempat yang asing bagiku. Nama pondok itu terttulis besar di beberapa tempat. “MTQ ANNISA”. Disana ramai oleh anak-anak sebaya dengan ku. Tujuan kami sama, masuk ke pondok ini untuk menghafal al-quran. Tempat ini terasa asing bagiku. Hatiku berdebar menmikirkan tentang apa yang harus kulakukan disini selanjutnya. Aku menurunkan koper dan bawaanku. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, MTQ ANNISA juga menyelanggarakan acara untuk menyambut kedatangan murid didik baru mereka.
Ada satu acara yang dilaksanakan seminggu pertama ku di MTQ ANNISA. Ya, itu adalah Masa Orientasi Sekolah (MOS). Terdapat berbagai permainan unik dalam acara itu. Seperti, saling menyuapi teman, estafet air, estafet pasir dll. Aku masih merasa canggung karna belum beradaptasi dan harus bermain permainan itu dengan teman baru yang belum kukenal. Tapi ternyata, disitulah kita mulai mengenal satu sama lain. Beradaptasi dengan lingkungan baru dan orang baru.
Setelah seminggu berlalu dengan kegiatan-kegiatan yang seru dan pengenalan organisasi RINTIS,pengenalan ustazah,dan pengenalan kakak kelas,akhirnya tiba saatanya kita untuk menjadi penghafal Al-Quran.Bismillahirahmanirrahim. Pertama kali saata aku mengahafal rasanya sangat sulit bagiku. Kuulangi beberapa kali,tapi tetap saja susah untuk mengingat nya. Rasanay aku ingin berhenti saja.
“bisakah aku menghafalkan nya dengan baik?” batinku. Aku tenggelam dalam pikiranku sendiri. KRIING! bel ma’had berbuyi, membuyarkan pikiranku. Aku dan teman-teman ku bergegas memasuki kelas. Pelajaran pertamaku dimulai dengan pelajaran tahsin. Aku menatap ustadzah yang mengajar tahsin, senyum nya membuat kita lebih bersemangat. “terkadang kita itu tidak percaya bahwa diri kita ini bisa melakukan hal itu,kita seakan-akan membatasi kemampuan kita.Takut untuk mencoba, padahal sebenarnya kita bisa,hanya saja kita yang terlalu membatasi kemampuan kita sehingga tidak tersalurkan kemampuan kita yang sebenarnya.” Jelas ustadzah.
Disana lah aku mulai berfikir bahwa “aku saja yang kurang berusaha dan kurang berdoa”.”yang menetukan hafalan kita itu Allah,kita hanya perlu bersandar kepada Nya,berusaha,dan setelah itu serahkan semuanya kepada Allah”. “jika akhirat yang menjadi tujuan maka dunia tak akan ketinggalan”. Kalimat-kalimat itu terus terpikirkan dalam benakku. Aku harus mulai mencoba
Motivasi terbaik dalah motifasi dari diri sendiri. Maka dari itu kita harus sadar akan siapa diri, kita,dengan siapa kita berhadapan,dan jangan lupa untuk niatkan karena Allah semata. Karna kita menghafal adalah untuk diri kita sendiri bukan untuk Allah, dan karna kita diciptakan untuk beribadah. Segala lika-liku,kesusahan kita dalam menghafal adalah pintu kita untuk kebahagiaan di ahirat kelak. Sabar,ikhlas dan selalu bersyukur adalah kunci dari itu semua.
Itulah motivasi ku saat menghafal kalam Nya. Banyak pelajaran yang dapat ku ambil dari sini,bukan hanya sekedar menghafal tapi juga mengamalkan dan juga mengajarkan. Tapi kita butuh istiqomah untuk menjalankan itu. Nyatanya mengerjkan nya lebih sulit dari pada mengatakan nya,butuh tekat dan ketekunan dalam merubah diri kita ini. Butuh usaha untuk melawan males,butuh baca-baca buku agar tau cara nya.
Perlahan-lahn kucoba untuk mengubah kebiasaan ku. Gagal,yang membuat ku sedikit males untuk melanjutkan nya lagi.dapat motivasi,bangkit lagi. Suntuk, berhenti lagi. Seperti itu lah yang harus ku hilangkan dalam diriku. bosen,capek,males adalah tantangan ku yang belum termenangkan.Belajar dari kesalahan adalah jalan selanjut nya untuk mengahadapi ini. Focus pada tujuan dan lurus kan niat. Gagal bukan akhir dari semuanya.semangat ku naik turun karna merasa capek. Sharing-sharing ke teman dan ustazah salah satu solusi ku untuk membangkitkan semangat ku lagi. Banyak nya motivasi dari ustzah juga salah satu pengaruh ku untuk bangkit.
Semoga capek kita ini adalah capek lillah yang menghasilkan ridho Nya.harus punya kesadaran juga salah satu dari langkah-langkah menghafalnya. Aku mendapatkan banyak kesulitan dalam menghafal. Dan aku selalu berfikir “aku kurang berusaha,ayo semangat” selalu itu yang ku pikirkan di dalam benak ku. Terkadang aku juga merasa kecewa dengan diri ku ini yang belum juga bisa .
Kupanjatkan doa kepada Nya,agar dimudahkan oleh Nya.sampai suatu ketika aku berhasil menghafal dengan lancar. Semua akan ter ijabah pada waktu nya. Semua akan hilang pada waktunya,tinggal bagaimana kita menjaga nya. Dan keistiqomahan dalam menjalan suatu target.maka dari itu semangatini yang harus ku jaga dalam menghafal Al-Quran.Segala yang kita lewati adalah perjalanan,dan perjalan ku belum selesai. Masih banyak target ku untuk merubah diri ku. Aku belum berhasil. Aku belum menjadi seseorang. Dan yang ter penting adalah bagaimana aku menjalani hidup ku.
Momen yang salama ini aku lewati adalah perjalan ku untuk melanjutkan perjalanan ahiratku. Dengan sepenuh hati aku ber niat karna Nya.dengan segala kesusahan aku akan bersabar. Maka berikan lah kepada ku kemudahan Ya Rabb. Istiqomah kanalah aku dalam kesungguhan mengahafal Al-Quran. Berikan lah aku kesabaran dalam mengahafal Al-Quran.
Aku bersykur karna bisa menjadi salah satu pilihan Allah untuk mengahfal kan kalam Nya.kisah ini adalah kisah ku sendiri dalam meng hafal kan Al-Quran. Dari segala permaslahan kita harus tau bahwa tidak boleh ter ulang kembali . terus belajar dan jangan menyarah untuk kita yang sedang berjuang dan jangan lupa istirahat.
Jangan berhenti ber doa kepada Nya. Semua yang kutulis ini adalah bentuk rasa syukurku karna masih bisa berada di MTQ ANNISA.