Ditulis oleh: Farah Fadhilah Purnama | santri KMI ULYA 1 dalam memenuhi tugas Literasi Libur Semester Ganjil
Hi! Pekenalkan namaku Farah. Sekarang Aku duduk dikelas SMA 1. Aku sekarang belajar di Ma’had Tahfidzul Qur’an Annisa, bertempat di kota Malang lebih tepatnya di Jalan Raya Langlang. Aku akan menceritakan pengalamanku di Ma’hadku ini
Pagi hari, Aku selalu memulai hariku dengan basmalah. Pagi itu Aku sudah siap untuk belajar. Karena hari itu adalah hari pra ujian, jadi Aku mempunyai jadwal mandiriku yaitu meluangkan waktu kosong untuk muroja’ah. Ujian akhir semester ini membuatku takut, karena 6 juz sekali duduk. Tapi karena pendapatanku dalam satu semester ini hanya 5 juz maka hanya itu yang diujikan. Saat pelajaran selesai teman-temanku langsung menuju kantin untuk membeli beberapa makanan ringan. Tapi tidak denganku, Aku ingat bahwa lebih baik muroja’ah untuk ujian besok. Maka dari itu mencari tempat yang tidak banyak orang dikelas. Kubuka qur’anku, kubuka juz awal yaitu juz 1 yang disitu adalah surat Al-Baqarah ayat pertama. Karena waktu istirahat hanya 20 menit, Aku hanya mendapatkan 7 lembar surat Al-Baqarah. Bel berbunyi menandakan jam pelajaran kedua akan segera dimulai. Segera kutup qur’anku dan semua temanku kelasku bersiap ke mejanya masing-masing. Maka guru datang pelajaran pun dimulai. Pelajaran ini berlangsung selama 1 jam 20 menit. Telah usai pelajaran kedua, lalu Aku bersiap unuk kembali ke kamarku dan tidur siang.
Aku siang ini bangun lebih awal daripada sebelumya. Biasanya Aku bangun ketika suara adzan sudah berkumandang, tapi kali ini Aku bangun sebelum ada seruan untuk sholat yaitu adzan. Aku bersiap mengambil wudhu dan menuju mushola di ma’hadku dan kubuka kembali al qur’anku yang berwarna biru ini. Sembari menunggu adzan dhuhur, alhamdulillah Aku bisa mendapatkan 1 setengah juz dalam waktu 30 menit. Hebat bukan? Aku membacanya bak Rossi mengenderai sepeda motornya. Setelah seruan untuk sholat berbunyi segera kulaksanakan sholat dhuhur dengan lengkap, yaitu sholat qobliyah dan ba’diyah masing-masing 4 rakaat.
Setelah kulaksanakan perintah Allah itu, Aku segera mengambil piring untuk makan siang. Lebih cepat makan akan lebih cepat pula Aku muroja’ah. Sesuai jadwal mandiriku yaitu meluangkan waktu kosong untuk murojaah, setelah makan Aku kembali muroja’ah dikasur kamarku. Sebenarnya Aku lelah, tapi bagaimana Aku adalah pejuang nilai mumtazah. Agar lebih mutqin dan mungkin bisa membanggakan kedua orangtua ku yang ada dirumah. Tidak hanya muroja’ah mandiri yang kulakukan, melainkan ada jadwal dari ma’had yaitu halaqoh siang. Alhamdulillah Allah memberiku banyak waktu untuk muroja’ah dan mendapatkan ridho-Nya sekaligus nilai mumtazah, hehehe. Saat halaqoh siang, banyak sekali godaan yang mengelilingiku. Mulai dari temanku yang mengajak mengobrol, ada buah sukun yang jatuh, ada burung gagak yang membuat seluruh penghuni ma’had takut. Entah milik siapa burung gagak itu, malang sekali. Tapi Aku tetap berusaha untuk tetap fokus membaca qur’an, karena ujian sudah 4 hari lagi. Itu membuatku semakin takut.
Usai halaqoh siang, menjelang waktu ‘ashar adalah waktu yang panjang. Itu adalah waktu mandiri untuk para santri. Ada yang menggunakan waktu itu dengan mandi, belajar dan mengerjakan PR, ada juga yang tidur. Lagi-lagi berbeda denganku. Aku kembali membaca qur’an agar lancar diwaktu ujian nanti. Hingga datanglah waktu sholat ‘ashar. Setelah sholat ashar seluruh santri melakukan kegiatan piket. Alhamdulillah sore ini Aku mendapatkan bagian yang ringan yang hanya dibutuhkan waktu sebentar untuk dibersihkan. Jadi, ada banyak waktu untuk muroja’ah sebelum halaqoh sore jam 4 tepat itu dimulai.
Waktu dinyatakan tepat pukul 4 dimana halaqoh sore dimulai dan seluruh santri sudah ditempatnya masing-masing. Sebelum kubaca lagi alqur’anku, kuberikan sebuah pesan kepada teman yang ada bersamAku. “Jangan ada yang bicara kepadaku satu kalimat pun karena Aku akan fokus melancarkan hafalan untuk ujian besok” ucapku. Temanku hanya mengiyakan saja. Saat bel berbunyi menandakan jam halaqoh sore telah berakhir, semua santri langsung pergi meninggalkan tempat halaqoh untuk ke kamarnya masing-masing. Kuulangi lagi, tapi tidak denganku, Aku tetap duduk disitu dan masih fokus membaca qur’an. Di waktu itu Aku ingin sekali rasanya pergi ke kantin karena ingin membeli beberapa makanan ringan, hari ini Aku belum membeli apapun. Allah mengingtkanku tentang jadwal mandiriku, jadi kusingkirkanlah pikiran yang ingin ke kantin itu.
Waktu maghrib telah usai dan selesai kulaksanakan sholat. Hidupku penuh dengan jadwal yang padat untuk membca al-qur’an. Tapi kali ini berbeda, setelah makan malam Aku tak ingin membawa alqur’an. Kuluangkan waktu malam ini untuk berkumpul bersama temanku sambil makan-makan.
Suara tarhim terdengar oleh telingaku. Ku ingatkan semua temanku untuk bersiap sholat isya dan menuju ke mushola. Tak lupa untuk membersihkan tempat yang dimana Aku dan temanku makan bersama. Selama tarhim masih bunyi,disitu Aku sudah siap untuk ke mushola. Segera ku langkahkan kakiku untuk jalan, tak lupa juga membawa al-qur’an untuk dibaca menjelang adzan isya
Sebenarnya jadwalku masih ada satu lagi, yaitu yang terakhir adalah halaqoh malam. Padat bukan? Kegiatan itu dimulai pukul 8 malam tepat, tapi sebelum dimulainya halaqoh itu kujadikan waktu senggang ku untuk membaca al-qur’an lagi. Alhamdulillah hari ini Aku dapat mengulang 2 kali hafalan yang akan dujikan besok. Begitulah hari-hariku menjelang ujian, begitu dekatnya Aku dengan qur’anku. Setelah halaqoh selesai dilanjut dengan istirahat malam atau tidur untuk mengisi tenanga untuk esok hari.